Selasa, 22 Agustus 2017


Mungkin banyak di antara kita yang terlanjur mengidentikkan hidup sederhana dengan kondisi miskin atau kurang uang. Tampilan sederhana dinilai kurang bergaya, bahkan dianggap tidak punya modal.
Diakui atau tidak, masih banyak kalangan yang beranggapan bahwa uang yang melimpah ruah perlu ditunjukkan dalam bentuk penampilan yang serba wah.
Sebenarnya, hal itu bukan sebuah persoalan selama uang yang menjadi modal penampilan tersebut berasal dari hasil kerja keras yang halal. Bukan uang hasil korupsi apalagi hasil menipu orang.
Namun, tahukah Anda, para orang super kaya yang ada di dunia ini justru menampilkan gaya hidup yang sederhana?


Di era media sosial di mana banyak orang seolah berlomba memamerkan segala hal, para super kaya ini justru menjalankan gaya hidup yang tetap sederhana, hemat dan efisien.
Mereka memilih fokus pada apa hal-hal yang lebih penting dalam hidup, ketimbang menghabiskan waktu dan uang mengurusi penampilan dan hal-hal tersier lain.
Bisa jadi, itulah rahasia mengapa mereka bisa mencapai kemakmuran hingga di tingkat luar biasa.
Inilah 8 pelajaran yang bisa kita pelajari dari gaya hidup sederhana orang-orang super kaya dunia, yang disarikan dari berbagai sumber:

1.Mereka hidup di bawah kemampuan
Warren Buffet punya uang lebih dari 68,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 919,35 triliun. Dengan uang sebanyak itu, Buffet sebenarnya mampu membeli rumah dengan harga fantastis yang dia inginkan.
Tapi, kenyataannya, Buffet sudah cukup nyaman tinggal di rumah lama yang dia beli tahun 1958 seharga 31.500 dollar AS sampai saat ini.
Hal yang serupa ditunjukkan oleh Mark Zuckerberg yang memiliki kekayaan 51,5 miliar dollar AS.
Kekayaan sebanyak itu memungkinkan pemilik Facebook ini membeli mobil mewah berharga jutaan bahkan miliaran dollar.
Namun, Zuckerberg sudah cukup nyaman mengendarai mobil Volkswagen Black Acura TSX seharga 30.000 dollar AS.

2.Mereka tidak mendewakan penampilan
Bila Anda perhatikan, orang-orang super kaya yang jenius itu justru tidak pernah terlalu peduli dengan penampilan luar mereka.
Lihat saja penampilan Steve Jobs dengan T-shirt hitam kemana-mana. Juga Zuckerberg yang nyaman saja dengan kaos oblong berwarna abu-abu dan celana jeans.
Mereka memilih strategi seefisien mungkin terutama untuk hal-hal yang kurang mendasar seperti “pakaian apa yang perlu dikenakan hari ini”.
Dengan menghemat waktu dan energi memikirkan hal-hal kurang penting, orang-orang superkaya ini bisa memaksimalkan energi dan waktu mereka untuk memikirkan hal lebih penting seperti pengembangan bisnis.
Selain itu, berpenampilan sederhana juga menghindarkan mereka dari langkah pemborosan uang untuk penampilan.

3.Mereka senang beramal
Para orang superkaya dunia senang beramal. Bill Gates, pendiri dan pemilik Microsoft dan tercatat sebagai orang paling kaya sedunia, sudah dikenal sebagai pribadi yang suka sekali beramal.
Tahun 2017 ini, Bill Gates menyumbangkan sekitar 4,6 juta dollar AS untuk kegiatan kemanusiaan. Nilai donasi itu adalah yang terbesar yang dikeluarkan oleh Gates dalam 17 tahun terakhir.
Bill Gates memberi pelajaran penting tentang menjadi kaya: mereka yang benar-benar kaya adalah mereka yang senang memberi. Sejauh ini, Bill Gates mencatat kekayaan senilai 90 miliar dollar AS atau Rp 1.200-an triliun.
Bukan hanya Bill Gates yang senang beramal. Orang superkaya lain seperti Buffet, George Soros, sampai Chuck Feeney, pendiri Duty Free Shops, juga dikenal sebagai pesohor kaya raya yang senang berbagi pada sesama.

4.Mereka membawa bekal makan siang
Anda pasti sudah sering membaca betapa besar nilai penghematan hanya dari kebiasaan membawa bekal makan siang dari rumah?
Membawa bekal makan siang dari rumah bukan cuma membantu Anda lebih hemat uang jajan, tapi juga bisa menghemat waktu Anda dari kebingungan mencari tempat makan yang tepat saat jam makan siang tiba.
Anda bisa lebih fokus memakai waktu tersebut untuk melakukan hal lain yang lebih penting.
Charlie Ergen, pemilik Dish Network, yang memiliki kekayaan bersih 14,4 miliar dollar AS, sampai hari ini masih rajin membawa bekal makan siang dari rumah berisi sandwich dan minuman ringan setiap berangkat ke kantor.
Bukan cuma itu, Ergen juga berbagi kamar dengan kolega kerja ketika tengah berdinas ke luar kota.

5.Mereka tidak manja
Banyak kalangan yang baru kaya sudah merasa berhak atas kenyamanan tingkat tinggi. Misalnya, membawa mobil pribadi kemana-mana walau terhadang macet yang sering tidak masuk akal.
Ingvar Kampard, pendiri IKEA, yang memiliki kekayaan bersih 39,3 miliar dollar AS, sampai hari ini masih nyaman-nyaman saja memakai transportasi umum kemana-mana.
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Kampard tidak merasa harus mengubah gaya hidupnya menjadi serba wah.
Kampard masih senang bepergian menumpang pesawat kelas ekonomi dan makan siang di kafetaria bersama karyawan-karyawannya dan naik bus kemana-mana.

6.Mereka pendukung hidup hemat energi
Para orang super kaya selalu menyukai konsep hidup efisien dan hemat energi. Salah satu orang taipan terkenal asal India, Azem Premji .
Premji yang memiliki Wipro Ltd dan kekayaan bersih 16,6 miliar dollar AS, rajin mengingatkan para karyawannya agar tidak lupa mematikan lampu setelah selesai dipakai.
Premji juga asyik-asyik saja kemana-mana menumpangi pesawat kelas ekonomi dan menyetir mobil bekas.

7.Mereka selalu membayar lunas utang kartu kredit
Para super kaya jarang membawa uang tunai dalam jumlah besar. Mengutip Bussiness Insider, para orang super kaya lebih nyaman membawa uang tunai seperlunya sesuai dengan kebutuhan.
Mereka juga pengguna kartu kredit yang cerdas dengan selalu membayar penuh tagihan kartu kredit supaya tidak perlu membayar bunga kart kredit yang mahal.
Para orang super kaya ini selalu menerapkan strategi yang jeli dalam mengelola uang mereka supaya bisa mereka gunakan seoptimal mungkin.

8.Mereka rendah hati
Ada ungkapan, orang kaya baru biasanya yang lebih “ngotot” menunjukkan kekayaan mereka. Didukung oleh media sosial, para OKB ini tidak sungkan memamerkan segala hal yang mereka anggap sebagai penanda status sosial dan kekayaan yang mereka miliki.
Nah, bagaimana dengan mereka yang memang sungguh-sungguh kaya? Kebanyakan orang yang super kaya, justru enggan memamerkan kekayaan mereka. Para taipan yang super kaya justru lebih sering bersikap rendah hati.
Contohlah pendiri Zara, Amancio Ortega yang tercatat sebagai orang terkaya nomer tiga di dunia dengan kekayaan 82,3 miliar dollar AS.
Memiliki kekayaan berlimpah tidak mengubah gaya hidup Ortega menjadi super wah. Dia tidak segan bergabung dengan para karyawannya di kantor pusat Zara untuk makan siang di kafetaria.
Penampilan Ortega juga sederhana dengan memakai blazer biru, kemeja putih dan celana abu-abu. Walau memiliki jet pribadi seharga 45 juta dollar AS, Ortega jarang memakainya karena waktunya sudah habis untuk bekerja.

sumber: kompas.com
Posted by MIKO On 15.27 No comments READ FULL POST

Senin, 17 Juli 2017


Dalam bisnis, hutang-piutang adalah hal yang biasa. Saya serung ditanya tentang batas piutang yang aman. Karena, tidak bisa dipungkiri, masih banyak teman-teman pengusaha yang melakukan KONSINYASI dalam mendistribusikan produknya.

1. KAS
Pentingnya pemahaman Laporan keuangan, dalam hal ini, utamanya adalah Laporan Arus Kas (Cashflow Statement). Laporan Arus Kas menunjukkan Kenaikan atau Penurunan Cashflow setiap bulan (periode). Selama masih ada kenaikan Arus Kas yang berasal dari Operasional, artinya, bukan pendanaan, berarti cashflow Anda tidak terganggu.
Laporan Arus Kas terbagi menjadi 3 bagian: Aktivitas Operasional, Aktivitas Investasi, dan aktivitas Pendanaan. Jadi, dalam MEMBACA Laporan Arus Kas, bukan cuma melihat hasil akhirnya saja. Karena peningkatan arus kas dapat juga terjadi dari aktivitas pendanaan, alias hutang yang baru. Atau aktivitas investasi, alias penjualan aset. Tapi yang diharapkan adalah arus Kas POSITIF dari aktivitas operasional.

2. HUTANG
Hutang merupakan salah satu akibat dari operasional bisnis. Yang harus dicermati adalah penambahan hutangnya seberapa besar? Apakah penambahan hutang mampu ditutup oleh penambahan Kas (operasional)? Naahh.. Ini hanya bisa dilihat dari Laporan Keuangan yang bernama NERACA (Balance Sheet).
Caranya dengan membandingkan Neraca periode sebelumnya dengan neraca yang sekarang (periode terakhir). Jika penambahan hutang lebih kecil dari penambahan Kas, maka dapat dikatakan, kondisi keuangan Anda SEHAT. Semakin kecil rasio hutang terhadap Kas, maka semakin SEHAT kondisi keuangan Anda. Dan sudah seharusnya, kondisi keuangan yang sehat, adalah peningkatan KAS secara periodik.
Kenapa? Karena bertumbuhnya bisnis dari hutang sesungguhnya adalah kondisi yang RAPUH. Selain itu, pertumbuhan bisnis, nantinya tidak hanya pada bisnis yang ada saat ini, tapi juga bertambahnya diversifikasi bisnis, bahkan menjadi pemodal/investor.
Selain itu, hutang dagang, umumnya kita lakukan kepada supplier. Yang jadi masalah adalah jika orderan kita terlalu kecil untuk omsetnya, dan dia mendominasi omset kita. Ini yang harus diwaspadai. Begitu dia minta hutangnya dilunasi atau tidak akan supply barang ke kita, maka bersiaplah cari hutangan baru atau tutup sementara tanpa batas waktu. Jadi, jangan pernah ketergantungan pada 1 supplier.. Semakin banyak supplier, semakin pusing ngaturnya.. Yaa..!! Itu konsekuensi sebuah manajemen untuk keberlangsungan bisnis.

3. MODAL KERJA
Bertambahnya Piutang ada kemungkinan akan menggerogoti modal kerja Anda jika tidak seimbang dengan peningkatan Kas. Jadi, level aman sebuah piutang adalah yang tidak akan mengganggu modal kerja. Jadi berapa angka amannya? Di bawah laba bersih Anda. Di sinilah, mengapa Anda harus memahami juga Laporan Keuangan yang bernama Laporan Laba/Rugi (Income Statement).
Untuk mengetahui modal yang Anda butuhkan di periode/bulan mendatang, berarti Anda harus membuat PROYEKSI Laba/Rugi 1-3 bulan ke depan. Sehingga, Anda akan tau Modal kerja yang Anda butuhkan di periode berikutnya, sesuai dengan TARGET PERTUMBUHAN yang Anda inginkan, dan berapa piutang yang boleh bertambah di periode berikutnya pula.

(sumber: fb Dania Setiabudi)


Posted by MIKO On 09.55 No comments READ FULL POST

Selasa, 20 Juni 2017




Hari Jumat (15/2) lalu saya ketemu Pak David Marsudi, presiden direktur jaringan restoran D’Cost. Orang satu ini luar biasa nyentrik-nya. Dia misalnya, menyebut dirinya sebagai “pendekar bodoh” (nama perseroan D’Cost adalah PT. Pendekar Bodoh). Kenapa? Karena, menurut dia, menjadi pengusaha itu harus terus-terusan merasa bodoh. “Karena merasa bodoh, maka kemudian kita harus terus belajar. Kalau kita sudah pintar, kita berhenti belajar,” ujarnya.
Pada saat mau ketemu pak David, kebetulan saya melewati meja resepsionis dengan latar belakang logo D’Cost Academy, training center jaringan resto bersemboyan: “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima” ini. Yang mengusik saya adalah tagline D’Cost Academy yang bunyinya menggelitik, “Stupid Guys Keep Learning”; orang bodoh selalu belajar. Intinya, tagline itu ingin mengatakan, semua karyawan D’Cost adalah orang bodoh, dan karena itu akan selalu belajar. “Kami adalah orang-orang bodoh berjiwa pendekar,” tukasnya.
Ruarrr biasa!!! Terus terang, setelah hampir dua jam saya ngobrol dengan pak David, saya jadi malu abis karena selama ini saya merasa pinter dan sok keminter. Padahal sesungguhnya nggak ada apa-apanya dibanding pak David… hehehe.

Giving
Yang membuat saya salut luar biasa ke pak David adalah prinsip bisnisnya yang meneduhkan. Begini bunyi falsafah bisnisnya: “Hanya konsentrasi pada apa yang dapat Anda berikan, jangan kawatir atas apa yang akan Anda dapatkan.” Intinya, D’Cost harus memberi, memberi, dan memberi. Semakin banyak memberi, maka ujung-ujungya akan semakin banyak mendapatkan. The more you give, the more you get!!!
Pak David memberi perumpamaan pendulum: “Ketika dilempar, maka pada akhirnya pendulum pasti akan kembali.” Saya kemudian iseng menimpali, “Tapi masalahnya, kapan pendulum itu akan balik pak?” Dengan tangkas ia menjawab, “mungkin saat itu juga, mungkin sebulan kemudian, mungkin setahun kemudian, bisa juga bertahun-tahun kemudian. Nggak masalah, itu semua Tuhan yang atur, kita manusia tak usah repot-repot mikirin,” jawabnya enteng.
Prinsip memberi inilah yang melandasi kenapa pak David memilih restoran sebagai bidang usahanya. “Karena restoran itu menampung banyak pegawai,” ujarnya. Kalau bisnis D’Cost sukses, maka makin banyak karyawan yang ditampung, semakin banyak berkah diberikan kepada karyawan. Karena itu pak David punya spirit bahwa D’Cost harus menjadi “distributor rezeki” bagi bagi para karyawan dan siapapun yang berbisnis dengan D’Cost. Wow… betapa indahnya.
Memerdekakan Berkah yang diberikan D’Cost, kata pak David, tak hanya kepada karyawan dan partner bisnis. Yang terutama justru kepada konsumen. Apa itu? Pak David bercerita bahwa model bisnis D’Cost sesungguhnya simpel, yaitu: menjadikan makanan-makanan yang dulunya nggak terjangkau oleh kantong rakyat kecil, kini menjadi terjangkau. “Mimpi saya adalah menjadikan rakyat kecil bisa makan masakan hotel berbintang tapi dengan harga yang terjangkau oleh kantong mereka,” papar pak David mengenai falsafah di balik tagline “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima”.
Contohnya seafood. Selama ini kita mengenal seafood sebagai masakan mahal, tapi oleh D’Cost kini dibikin murah sehingga terjangkau rakyat jelata. Pak David kini juga sedang merintis restoran susi Jepang yang bakal buka sebentar lagi.
Prinsipnya sama, kalau selama ini masakan susi mahal dan hanya ada di hotel berbintang, maka kini harus menjadi murah dan terjangkau rakyat kecil. “Nanti kita akan bikin restoran Italia, restoran Amerika, restoran Eropa dengan harga rakyat jelata,” tambahnya.
Jadi prinsip giving di sini diterjemahkan sebagai “memerdekakan” rakyat kecil yang ingin merasakan dan menikmati masakan mahal, masakan hotel, atau masakan luar negeri, yang selama ini tak terjangkau oleh isi kocek mereka.

Pengusaha Bodoh
Ada lagi konsep bisnis nyleneh pak David yang membuat saya berpikir tujuh keliling. Yaitu argumentasi pak David yang menyebut dirinya sebagai “pengusaha bodoh”. Dia bilang bahwa, kini pasar dipenuhi oleh “konsumen pintar” dan “pengusaha pintar”.
Ciri konsumen pintar adalah ia minta mutu tinggi tapi dengan harga semurah mungkin. Sementara ciri pengusaha pintar adalah ia memberikan mutu tinggi tapi dengan harga berlipat-lipat lebih tinggi. “Kalau konsumen dan pengusaha sama-sama pintar, maka ini nggak akan ketemu-ketemu,” jelas pak David.
Karena itu, pak David memosisikan diri sebagai “pengusaha bodoh”. Apa cirinya pengusaha bodoh? Yaitu ketika dia memberikan mutu setinggi mungkin, tapi memasang harga semurah mungkin (yup, ini namanya “ngajak bangkrut” hehehe). “Saya bisa pastikan, konsumen pintar lebih suka pada pengusaha bodoh dibanding pengusaha pintar. Itu sebabnya saya memilih menjadi pengusaha bodoh,” seloroh pak David berargumen.
Secara logika model bisnis yang diambil pak David selintas nggak masuk akal. Bagaimana bisa memberikan mutu tinggi, tapi harga murah? Tapi justru inilah indahnya prinsip bisnis pak David. Intinya kalau niatnya ikhlas untuk memberikan yang terbaik untuk konsumen, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Pendulum yang dilempar pasti pada waktunya akan kembali. Inilah indahnya prinsip memberi. It’s the power of giving.

Nyentrik
Untuk memberikan gambaran bagaimana prinsip giving ini dijalankan pak David, coba kita simak program-program promosi nyleneh dan melawan arus (yup, paradoks) yang dijalankan D’Cost. Ambil contoh program “Diskon Umur”. Program ini memberikan diskon ke konsumen sesuai umur yang tertera di KTP. Kalau umur Anda 30 tahun maka Anda dapat diskon 30%. Kalau umur Anda 80 tahun Anda dapat diskon 80%. Lalu bagaimana kalau umur Anda 104 tahun? “Anda malah dapat cash back, habis makan malah dapat duit,” ujar pak David. Kwkwkwwkkw!!!
Contoh program nyleneh lain adalah program “Hamil Baru Bayar”. Program ini memberikan kesempatan para pasangan untuk merayakan pernikahan di D’Cost gratis untuk 300 kursi plus dekorasi pelaminan. Bayarnya kapan? Bayarnya setelah si istri hamil. Begini bunyi iklannya: “Pesta Pernikahan Sekarang… Hamil Baru Bayar.. (Tidak Hamil, Gratis)”.
Ada juga program “Uang dan Doa” dimana konsumen membayar makanan di D’Cost dengan “Separo Uang, Separo Doa”. Syaratnya, si konsumen wajib mendoakan orang lain dalam secarik kertas, doa inilah yang dipakai untuk membayar separo harga makanan yang dipesan. Kwkwwkwkw!!!
Seperti halnya saya, Anda para pembaca pasti bertanya-tanya: “Konsumen usia 104 tahun makan di D’Cost nggak bayar malah dapat duit, apa itu nggak bikin bangkrut?” Atau, “Pasangan menggelar resepsi gratis di D’Cost tapi setelah hamil menghilang nggak bayar, apa itu nggak bikin bangkrut?” Inilah sekali lagi keindahan dari spirit of giving.
Barangkali memang banyak pasangan yang tidak balik ke D’Cost saat istrinya hamil, tapi bagi pak David itu tidak jadi masalah. “Dari program-progran yang unik itu kita mendapatkan simpati dari konsumen dan ini bisa memicu promosi dari mulut ke mulut yang nilai rupiahnya bisa miliaran,” ujar pak David tangkas, “pokoknya nggak usah kawatir, itu semua Tuhan yang atur.”
Kini bahkan pak David sedang mempersiapkan gerai bakery-nya dengan merek D’ Stupid Baker. Yang menarik adalah tagline-nya yang berbunyi: “5 Star Quality, Stupid Price“. Yang lebih menarik adalah nama perusahaan yang menaungi D’ Stupid Baker, yaitu PT Bocuan Gapapa. Mau tahu apa maksudnya? Bocuan Gapapa maksudnya “nggak profit nggak papa“… yang penting memberi… kwkwkkwkwkwkk…
Mengikuti pengalaman saya ngobrol dengan pak David, mungkin Anda kini mulai terbuka lebar hatinya. Barangkali Anda mulai sepakat dengan saya bahwa, setelah membaca kolom ini kita harus menjadi orang bodoh. Orang bodoh yang berjiwa pendekar. Orang bodoh yang bersenjatakan spirit memberi.
Sekali lagi: It’s the power of giving.

(sumber: http://www.yuswohady.com)
Posted by MIKO On 08.29 No comments READ FULL POST

Jumat, 28 April 2017




Bismillah...

Saya tulis artikel ini dengan penuh kesadaran bahwa tulisan ini hanyalah perspektif pribadi yang bisa salah dan juga benar.
Apapun yang Saya tulis dibawah ini adalah pendapat pribadi dan sama sekali tidak mewakili institusi manapun.
Saya persilakan tulisan dibawah ini untuk dishare, atau bahkan dimuat pada kanal media apapun, dengan SYARAT mencantumkan semua tulisan secara lengkap. TIDAK BOLEH hanya dikutip sebagian, dan mohon sertakan sumber asli penulisan. Agar tidak salah memahami keutuhan fikiran Saya.
Tulisan dibawah ini Saya hadirkan untuk Ummat Islam Indonesia, dalam rangka memasok kaidah berfikir logis dan ilmiah, terhadap masalah pelayanan umroh yang terjadi akhir-akhir ini.
Tulisan dibawah ini akan Saya hindarkan dari menyebut merk, brand, perusahaan, instansi, sehungga sama sekali tidak bertujuan untuk memojokkan pihak-pihak tertentu.
Saya berlepas diri dari framing yang dibangun media atau para pembaca terhadap tulisan Saya.
Bismillah...
*****
Tulisan kali ini akan berbicara tentang amburadulnya layanan umroh yang terjadi akhir-akhir ini. Amburadulnya layanan umroh oleh beberapa pihak penyelenggara tidak hanya berdampak kepada jamaah, tetapi juga berdampak kepada beberapa vendor penyedia layanan handling jamaah di Saudi. Semua kena dan menyakitkan.
Sebagai sosok yang akrab dengan industri Umroh sejak 2009, ijinkan Saya untuk memaparkan pemikiran pribadi bagi khazanah berfikir dunia umroh tanah air.
2009 Saya berangkat sebagai jamaah.
2010 saya berangkat sebagai jamaah, umroh i'tikaf 18 hari di madinah dan mekkah (ied)
2011 smpai dengan 2017, Saya membimbing jamaah umroh atas undangan travel rekanan.
9 kali perjalann umroh bolak balik, 2x sebagai jamah, dan 7x sebagai pembimbing. Membuat Saya sangat memahami dapur operator umroh. Mudah-mudahan hal tersebut membawa kualitas tulisan ini pada paparan yang objektif, logis dan tanpa tendensi.
*****
Sebelum kita membahas tentang apa yang sekiranya terjadi akhir-akhir ini, dan bagaimana meresponnya, ijinkan saya untuk menjelaskan beberapa bisnis model Umroh yang ada di tanah air.
Dari penjelasan masing-masing bisnis model, kita akan dapat sama-sama memahami, mengapa hal A terjadi, mengapa hal B terjadi, dan pemahaman tersebut akan menuntun kepada langkah yang tepat.
****
Bisnis model tipe 1 :
Bisnis model Umroh sebenarnya sederhana. Hampir sama dengan bisnis jasa manajemen perjalanan tour wisata.
Penyelenggara membangun sebuah paket perjalan. Ditentukanlah waktu perjalanan, fasilitas, kegiatan, lalu ditawarkan ke publik. Penyeleggara mendapatkan profit atas pelayanan yang mereka hadirkan. Wajar.
Biaya Umroh secara garis besar terdiri dari :
- tiket pesawat PP, ini adalah cost terbesar yang membentuk harga umroh. Terutama bagi Indonesia yang letaknya agak jauh ke barat ketimbang negara Islam yang lain.
- berikutnya adalah biaya handling jamaah di Saudi. Hotel, bus, guide dan catering makan selama di Saudi. (Makkah-Madinah-Jeddah)
- lalu biaya legalitas seperti VISA, dan passport (passport adalah urusan pribadi jamaah, relatif jarang dimasukkan kedalam biaya umroh)
- lalu tools identitas dari tour travel seperti koper, perlatan umroh dan lain.
Setidaknya, itulah 4 bagian besar pembentuk biaya umroh. Penyelenggara tinggal mendesain bentuk dari layanan umroh yang ada..
- mau berapa hari di saudi
- mekkah dulu, atau madinah dulu
- pesawatnya direct atau transit
- hotel mau di lokasi yang mana
- bus mau kualitas seperti apa
- makannya mau internasional, far east, atau catering Indonesia.
Kesemua desain itu akan membentuk harga pokok perjalanan umroh dan penyelenggara umroh tinggal menjualnya diatas harga pokok, sehingga terciptalah profit. Wajar.
Misalnya,
- tiket pesawat PP 13 juta (transit 1x)
- handling selama di saudi 6 juta
- tools identitas travel 1,5 juta
- visa 1 juta (misalnya, tergantung season soalnya)
Jadi harga pokoknya 20,5 juta. Jika travel mau ambil laba kotor 2 juta per orang, berarti tinggal dijual 22,5 juta.
Sederhana sekali.
*****
Bisnis Model Tipe 2
Pada bisnis model tipe 2, konsepnya hampir sama, namun penyelenggara travel melakukan operasi penekanan cost yang luar biasa pada biaya.
1. Mereka melakukan book tiket pesawat secara massive pada airline tertentu. Membayar 1-2 juta per seat, misal sekian ribu seat, untuk kemudian mendapatkan harga terbaik dari airline.
2. Melakukan penyewaan kamar hotel secara massive sejak jauh hari. Sehingga harga bukan lagi harga publik, tetapi harga khusus. Biaya akan turun.
3. Mengimplan SDM yang tinggal di saudi dengan iqomah resmi guide (biasanya nggak resmi sih, iqomah driver) untuk kemudian menghandle jamaah travel tersebut.
Apakah cara ini sah dan legal?
cara ini wajar dan OK OK saja.
Travel yang berhasil melakukan restrukturisasi pada biaya, akan mampu menghadirkan harga yang kompetitif, tetapi dalam range harga yang wajar.
Misalnya, jika posisi umroh bintang 4 sudah berada di angka kisaran 25 juta sd 30 juta, maka travel yang bisa menekan cost dimana-mana, akan mampu mendelibernya pada kisaran 22 juta sd 28 juta...
Penekanan cost masih bersifat wajar, dan harganya pun menjadi lebih murah dalam range yang masuk akal.
Resiko bisnis model tipe 2 ini adalah.. ketika penyelenggara umroh gagal mendapatkan jamaah, sementara pesawat sudah di book, dan bahkan hotel sudah di book. Disinilah penyelenggara biasanya mendapati kerugian besar.
Berbeda dengan tipe 1 yang belanja biaya sesuai dengan jamaah yang ada.
*****
Bisnis model tipe 3 :
Menggilas dengan harga murah.
Ketika umroh berada pada angka 22 jutaan keatas, muncul penyelenggara dengan angka yang sangat murah dan fantastis.
Biasanya angkanya di 17-18 juta.
Jangan sangka buruk dulu. Bisnis model ini sah-sah saja, selama memang biayanya segitu
- pesawatnya trasit 2x. (Walau biasanya susah dapat visa)
- tempat tinggal di apartemen, 1-2 km dari Harom.
- tidak ditanggung makan.
- memburu tiket promo
- dilepas tanpa pembimbing, ketemu guide di saudi.
- bus downgrade.
- tanpa koper, hanya name tag.
Apa cara ini OK? Menurut saya sih OK OK aja... asal semuanya jelas. Term pembayarannya jelas, dan yang didapatkan sesuai dengan yang dijanjikan.
Apa resiko bisnis model tipe 3 :
Kadang-kadang jamaah tetap menggerutu. Saya pernah buat yang begini soalnya. Diprotes juga. Padahal sudah dijelasin dari awal, bahwa fasilitas akan menguji kesabaran.
Sehingga, tidak semua yang harga murah itu berbahaya.
*****
Bisnis model tipe 4 :
1. Disetting sebuah harga murah yang nantinya disubsidi oleh jamaah yang membayar harga normal.
Resiko : jika raihan jamaah reguler tidak sesuai dengan target. Sehingga subsidi tidak terjadi. Dan yang bayar murah akhirnya gagal berangkat.
2. Harga murah terjadi, karena disubsidi oleh divisi bisnis yang lain. Ada sahabat saya yang modelnya seperti ini. Sah-sah saja jika memang ingin memudahkan jamaah.
Resiko : selama memang industri yang mensubsidi kokoh dan siap mensubsidi. Ya aman aman aja. Suka-suka yang mensubsidi.
3. Harga murah terjadi dengan mempola harga bertingkat pada 1 rombongan keberangkatan. (10 pendaftar awal 17 juta, 10 pendaftar berikutnya 22 juta, seterusnya hingga 1 bus.) Maka yang bayar akhir-akhir akan bayar mahal. Mohon telaah syariah atas hal ini. 1 layanan berbeda harga.
Resiko : jika yang mendaftar gak sampe 1 bus. Maka subsidi tidak terjadi.
4. Konsep MLM. Cukup bayar DP, asal terus merekrut jamaah untuk umroh, maka akan dapat komisi. Harga masih wajar, tetapi seorang agen akan mendapatkan komisi bertingkat. Silakan yang ahli syariah mengomentari.
Resiko : jika selama bayar full Anda bisa berangkat : Aman.
5. Umroh murah, uang pendaftaran disetor setahun sebelumnya, agar uang bisa diputar dulu untuk bisnis yang lain, ketika ada profit, labanya untuk menutup kekurangan biaya umroh. Silakan ahli ekonomi syariah berkomentar.
resiko : jika putaran usaha rugi. Maka uang jamaah akan habis. Dan tidak berangkat.
*****
Bisnis model tipe 5 : ponzi
Entah apakah bisnis model ini terjadi atau tidak, tetapi secara teori, hal ini yang dilakukan.
1. Bayar murah, misal 15 juta, dengan masa tunggu setahun.
2. Jamaah yang membayar 15 juta di 2014, diberangkatkan di tahun 2015 dengan biaya yang dibayarakan oleh jamaah yang membayar di tahun 2015.
Misalkan :
- A membayar 15 juta di tahun 2014.
- B membayar 15 juta di tahun 2015
- C membayar 15 juta di tahun 2015.
- maka A akan umroh di tahun 2015 dengan uang pendaftaran B+C. A Akan umroh dengan fasilitas senilai 30 juta.
- uang A telah habis dipakai di tahun 2014 untuk memberangkatkan jamaah yang membayar di tahun 2013.
- agar B dan C dapat berangkat di tahun 2016, maka penyelenggara harus merekrut D, E, F dan G di tahun 2017.
Maka, ketika pendaftaran tahun berikutnya tidak sejumlah 2x dari jamaah ditahun sebelumnya, maka jamaah akan gagal berangkat.
3. Dengan konsep seperti ini, jamaah akan terkaget-kaget dengan fasilitas mewah atas 15 juta yang dibayarkan. Karena memang jamaah tidak sedang umroh dengan dananya. Dananya sudah terpakai di tahun sebelumnya. Mereka sedang umroh dengan dana jamaah yang baru saja melakukan pembayaran.
Sekali lagi, jangan heran apabila murah bisa mewah. Inilah yang membuat ponzi makin subur :
"Berangkat kok kang, fasilitasnya luar biasa, terkaget-kaget kang." <-- atau="" dipakai="" lain="" oleh="" orang="" p="" pendaftaranmu="" penyelenggara.="" pertanyaannya..="" siapa="" uang="" uangnya="" yang="">
jika sahabat sebagai penyelenggara Umroh tidak melakukan hal ini, tidak perlu tersinggung dengan tulisan Saya.
Jika hal ini yang sedang dilakukan. Mohon segera dihentikan agar tidak ada korban berikutnya.
*****
Anjuran kepada sahabat yang ingin berumroh.
1. Umroh adalah ibadah mahdhoh. Hadirkan keputusan yang sehat dan kebijaksanaan dalam beribadah.
Saya pernah menasehati seseorang tentang umroh konsep ponzi, jawabannya malah :
"Wah, berarti aku harus sekarang ini rend daftarnya, mumpung tahun kedua ini dia, mumpung belum meledak, tahun depan kayaknya masih banyak yang daftar."
Saya menemukan jamaah yang sudah sadar umrohnya ponzi, dan tidak ada rasa bersalah atas berumroh dengan dana orang lain.
2. Hindarkan membayar umroh lunas dengan masa tunggu. Gak semua umroh dengan masa tunggu adalah ponzi. Tetapi, menjaga uang pelunasan jamaah, agar tidak terpakai selama setahun adalah "good to be true".
Dalam banyak temuan Saya dilapangan, konsep membayar lebih dulu akan merangsang penyelenggara untuk memakai dana Anda, baik disengaja maupun tidak disengaja. Bisa saja tidak berniat, tetapi ketika terjadi over cost, akhirnya terpakai juga.
Lakukanlah pembayaran umroh dengan konsep "bayar DP tahun ini, lunas tahun ini, berangkat tahun ini"
3. Bagi sahabat yang ingin mengumrohkan Kedua orang tuanya, dimohon untuk memberikan yang terbaik. Jika memang belum sanggup membayar wajar, jangan meresikokan orang tua Anda pada umroh yang tidak wajar.
Bukan masalah pada angka biaya umrohnya, tetapi beban mental kedua orang kita yang tidak jadi berangkat. Padahal sudah pengumuman di arisan, pengajian, komunitas, bahwa beliau akan umroh. Beban mental sekali.
4. Ketika pasar jamaah umroh terus menerus memberikan angin segar kepada umroh ponzi. Dampaknya bukan hanya kepada jamaah yang gagal berangkat, tetapi juga pada handling yang tidak dibayar.
Yang pertama dibayar dan harus lunas adalah tiket pesawat. Sementara handling kamar hotel, catering dan bus, biasanya bisa membayar mundur. Kasihan sahabat vendor di Saudi yang tidak dibayar, gegara penyelenggara memaksa harga murah, akhirnya gak terbayar. Padahal jamaah sudah tuntas terlayani.
Maka mari suburkan penyelenggara umroh yang wajar harganya, yang bayaran ke vendornya waras, jadi umroh kita berkah.
5. Kepada jamaah yang mengalami gagal keberangkatan dan berbagai masalah pemberangkatan lainnya, memohon bersabar diri untuk tidak terburu-buru menyalahkan agen-agen travel yang "dikenal sholeh".
Sangat banyak para ustadz, tokoh masyarakat, pembicara, yang sebenarnya tidak tahu menahu akan dapur sang penyelenggara umroh. Yang akhirnya harus berhadapan dengan jamaah yang gagal berangkat. Padahal mereka hanya mengajak.
6. Kepada sahabat yang diajak menjadi marketing umroh tertentu, para tokoh, para guru, para asatidz, dimohon untuk menyelami tentang kredibilitas dan mekanisme finansial penyelenggara umroh yang memgajak.
7. Mendoakan sahabat penyelenggara yang sedang diuji masalah, dan mendoakan calon jamaah umroh yang sedang terhambat keberangkatannya. Semoga Allah lancarkan hingga kembali lagi ke tanah air. Amiien.
*****
Demikian, Saya hadirkan tulisan ini untuk kaum muslimin negeri ini. Semoga tulisan sederhana ini dapat menghentikan penyelenggaraan umroh ponzi yang merugikan masyarakat.
Saya mengajak sahabat yang memiliki kerabat yang sedang berkasus keberangkatan umrohnya, untuk menceritakan kejadian lengkapnya di kolom komen dibawah ini.
Saya juga terbuka apabila didalam tulisan Saya terdapat hal-hal yang perlu di kritisi. Silakan berdiskusi dua arah di kolom komen dibawah ini. Jika saya bisa jawab, maka Saya akan jawab. Jika Saya bingung, saya akan diam.
*****
Kekacauan dan amburadulnya pemberangkatan umroh akhir-akhir ini, telah mematahkan hati beberapa orang yang ingin beribadah.
Sebagian calon jamaah umroh, tidak semuanya telah berpemahaman Islam dengan baik. Sebagian ada yang diajak keluarga atau terpaksa mengikuti kerabatnya dalam kondisi keimanan yang kering. Hari ini saya mendengar celetukan celetukan ini..
"Udah lah ibadah dibisnisin akhirnya begini!"
Padahal gak ada yang salah pada bisnis umroh. Sama seperti travel wisata. Sah-sah saja berbisnis.
"Tuh kan, gak usah umroh-umroh, belum saatnya, liat kan.. gagal berangkat..."
Padahal gak ada hubungannya antara gagal berangkat dan sunnah umroh. Umroh tetaplah dianjurkan.
"Papa sudah bilang, mama jangan terlalu percaya sama ustadz mama, akhirnya begini."
Padahal ustadznya cuma agen, bukan penyelenggara. Yang relatif polos mengajak jamaahnya. Sentimen anti Islam akhirnya mendapat bahan bakar untuk makin nyinyir kepada para Da'i.
*****
Semoga tulisan ini bisa membawa kita semua untuk bijak berkomentar dan menilai. Lalu mendudukkan permasalahan pada tempatnya.
Saya secara pribadi pun tidak sama sekali ingin membangun permusuhan kepada sahabat pelaku ponzi. Saya hanya mengajak anta untuk berhenti, dan kembali merasakan bencana sosial yang terjadi.
Marilah rasakan, ribuan jamaah yang terhambat berangkat. Bagaimana jika hal tersebut menimpa keluarga dekat kita.
Ada suami yang bertengkar dengan istrinya. Ada anak yang dimarahi kedua orang tuanya. Ada 1 keluarga yang malu karena sudah berbulan-bulan tidak berangkat tanpa kejelasan. Ada murid yang memaki ustadznya. Ada ustadz yang ditinggalkan jamaahnya. Gegara amburadulnya pemberangkatan umroh.
Berhenti bro... berhenti... jangan diteruskan ponzinya... jangan cari korban lagi.
Terima kasih telah menyimak. Maaf atas segala khilaf.


















sumber foto: rimanews
Posted by MIKO On 17.24 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Blogger templates

    Blogger news

    OUR GUEST

    Blogroll

  • Slide 1 Title

    Go to Blogger edit html and replace these slide 1 description with your own words. ...

  • ADVERTISING