Jadi, apa saja 5 alasan mendasar yang membuat kebanyakan orang tidak menjadi kaya sampai akhir hayatnya?
Alasan #1: Enggan Mengubah Lingkungan
Kebanyakan orang yang hidup rata-rata tumbuh pada lingkungan yang tidak mendukung untuk kaya; jarang bertemu dan tidak mengenal orang kaya. Ketika sekolah juga tidak punya kenalan teman dari keluarga kaya. Mereka tidak menemukan role model seperti apa orang kaya itu. Menjadi kaya menjadi sebuah mimpi yang jauuh, bahkan terasa impossibledalam benak orang yang tumbuh pada lingkungan rata-rata.
Faktanya anak-anak orang kaya relatif lebih mudah untuk ikut menjadi kaya ketika besarnya, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang biasa-biasa saja kemudian menjadi kaya ketika besarnya.
Harus diakui, bahwa lingkungan punya pengaruh yang signifikan terhadap nasib dan masa depan kita. Kita memang tidak bisa memilih dilahirkan pada lingkungan seperti apa, namun seiring waktu kita punya pilihan untuk mengubah lingkungan yang mendukung impian kita.
Keengganan mengubah lingkungan menjadi alasan pertama kenapa sebagian besar orang tidak kaya.
Kalau kita merasa lingkungan kerja kita tidak mendukung untuk kaya, ubahlah segera. Jika kita merasa lingkungan pergaulan kita lebih banyak menebarkan aura negatif (pesimis) dibandingkan positif (optimis), ubahlah sekarang juga. Temukan caranya dan lakukan.
Alasan #2: Tidak Memutuskan dan Berkomitmen
Alasan kedua kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah karena mereka tidak pernah memutuskan dan berkomitmen secara serius untuk menjadi kaya.
Kita semua punya keinginan untuk kaya, sebagian dari kita telah membaca banyak buku dan artikel bagaimana jalan menjadi kaya, sebagiannya juga ikut seminar berkali-kali bagaimana agar hidup bisa berlimpah harta, berdoa siang malam agar hidup makin kaya.
Tapi satu hal fundamental yang seringkali kita lupakan adalah komitmen dan ketekunan untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Kita masih melakukan cara-cara yang sama seperti kemarin yang terbukti membuat hidup kita begini-begini saja.
Ketika kita memutuskan untuk menjadi kaya, maka pahami konsekuensinya dan komitmen untuk tekun menjalankan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya seberapapun pengorbanannya. That’s it!
“Saya memutuskan untuk menjadi kaya dan siap dengan segala komitmen dan menempuh pengorbanan yang diperlukan!” (coba teriakkan kalimat ini sekuatnya, abaikan kebengongan orang di sekitar Anda)
Alasan #3: Berpikir bahwa Waktu Terbaik adalah Besok
Waktunya kurang cocok untuk memulai bisnis. Pasar lagi lesu. Rupiah melemah. BBM naik. Harga emas lagi turun terus. Laju ekonomi melambat. Persaingan makin sengit, kita tunggu mereda dulu. Dlsb.
Alasan ketiga kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah suka menunda (procrastination), berpikir bahwa waktu terbaik adalah besok dan besok.
Sudah ubah lingkungan, sudah memutuskan untuk kaya, namun selalu menemukan alasan untuk menunda hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Sebagiannya kemudian baru tersadar ketika umur sudah senja dan tenaga makin renta. Sebagiannya yang lain tidak juga tersadar sampai akhir hayatnya.
Lakukan apa yang mesti kita lakukan hari ini, seremeh apapun itu.
Alasan #4: Ketidakberdayaan dalam Menunda Kesenangan
Alasan keempat kenapa sebagian besar orang pensiun dalam kondisi kekurangan adalah karena ketidakmampuan dalam menunda kesenangan, inability to delay gratification.
Tidak mampu mengelola godaan yang begitu besar untuk menghabiskan setiap rupiah yang dihasilkan, bahkan sebagiannya berbelanja melebihi kemampuan dengan bantuan kartu kredit dan KTA. #dooh
Enggan untuk menunda kesenangan; mengalokasikan rupiah yang dihasilkan untuk tabungan, untuk diinvestasikan, untuk mengembangkan usaha.
Orang tidak bisa menjadi kaya jika tidak bersedia menunda kesenangan dan mendisiplinkan diri. Orang tidak mungkin mencapai kemandirian finansial jika tidak berlatih dan menjadikan kemampuan budgeting sebagai sebuah kebiasaan seumur hidup.
Berlatihlah untuk menunda kesenangan; jika ingin memiliki sesuatu, biasakan untuk menabung dulu dalam beberapa waktu. Hindari sekuat tenaga untuk membeli barang konsumtif dengan hutang.
Alasan #5: Kurang Berpikir Panjang (lack of time perspective)
Alasan kelima kenapa sebagian orang tidak menjadi kaya sampai dengan akhir hayatnya adalah kurangnya kemampuan untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.
Hal ini didefinisikan sebagai perspektif waktu yang menjadi pertimbangan orang ketika merencanakan kegiatan sehari-hari dan ketika membuat keputusan penting dalam hidupnya. Seberapa jauh orang memproyeksikan masa depan ketika mereka memutuskan apa yang akan mereka lakukan atau tidak lakukan di masa sekarang.
Orang rata-rata hanya berpikir dalam perspektif hari ini atau mungkin paling jauh sampai bulan depan, kurang mengasah kemampuan bahwa apa yang kita lakukan hari ini juga akan berefek pada waktu yang panjang.
Contoh paling nyata dari hal ini adalah kebanyakan orang tidak berpikir serius untukmenyiapkan dana pendidikan anaknya dari sejak kelahirannya atau tidak pernah menyangka bahwa dana haji bisa disiapkan mulai hari ini.
Orang kaya rela berkorban dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Agar menjadi kaya, mari hilangkan 5 alasan di atas: ubah lingkungan, putuskan secara serius untuk kaya dan berkomitmen, bersegera take action, siap menunda kesenangan dan membiasakan diri untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.