Senin, 29 Desember 2014




the_manhattan_library
Jadi, apa saja 5 alasan mendasar yang membuat kebanyakan orang tidak menjadi kaya sampai akhir hayatnya?

Alasan #1: Enggan Mengubah Lingkungan
Kebanyakan orang yang hidup rata-rata tumbuh pada lingkungan yang tidak mendukung untuk kaya; jarang bertemu dan tidak mengenal orang kaya. Ketika sekolah juga tidak punya kenalan teman dari keluarga kaya. Mereka tidak menemukan role model seperti apa orang kaya itu. Menjadi kaya menjadi sebuah mimpi yang jauuh, bahkan terasa impossibledalam benak orang yang tumbuh pada lingkungan rata-rata.
Faktanya anak-anak orang kaya relatif lebih mudah untuk ikut menjadi kaya ketika besarnya, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang biasa-biasa saja kemudian menjadi kaya ketika besarnya.
Harus diakui, bahwa lingkungan punya pengaruh yang signifikan terhadap nasib dan masa depan kita. Kita memang tidak bisa memilih dilahirkan pada lingkungan seperti apa, namun seiring waktu kita punya pilihan untuk mengubah lingkungan yang mendukung impian kita.
Keengganan mengubah lingkungan menjadi alasan pertama kenapa sebagian besar orang tidak kaya.
Kalau kita merasa lingkungan kerja kita tidak mendukung untuk kaya, ubahlah segera. Jika kita merasa lingkungan pergaulan kita lebih banyak menebarkan aura negatif (pesimis) dibandingkan positif (optimis), ubahlah sekarang juga. Temukan caranya dan lakukan.
Alasan #2: Tidak Memutuskan dan Berkomitmen
Alasan kedua kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah karena mereka tidak pernah memutuskan dan berkomitmen secara serius untuk menjadi kaya.
Kita semua punya keinginan untuk kaya, sebagian dari kita telah membaca banyak buku dan artikel bagaimana jalan menjadi kaya, sebagiannya juga ikut seminar berkali-kali bagaimana agar hidup bisa berlimpah harta, berdoa siang malam agar hidup makin kaya.
Tapi satu hal fundamental yang seringkali kita lupakan adalah komitmen dan ketekunan untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Kita masih melakukan cara-cara yang sama seperti kemarin yang terbukti membuat hidup kita begini-begini saja.
Ketika kita memutuskan untuk menjadi kaya, maka pahami konsekuensinya dan komitmen untuk tekun menjalankan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya seberapapun pengorbanannya. That’s it!
“Saya memutuskan untuk menjadi kaya dan siap dengan segala komitmen dan menempuh pengorbanan yang diperlukan!” (coba teriakkan kalimat ini sekuatnya, abaikan kebengongan orang di sekitar Anda)
Alasan #3: Berpikir bahwa Waktu Terbaik adalah Besok
Waktunya kurang cocok untuk memulai bisnis. Pasar lagi lesu. Rupiah melemah. BBM naik. Harga emas lagi turun terus. Laju ekonomi melambat. Persaingan makin sengit, kita tunggu mereda dulu. Dlsb.
Alasan ketiga kenapa kebanyakan orang tidak menjadi kaya adalah suka menunda (procrastination), berpikir bahwa waktu terbaik adalah besok dan besok.
Sudah ubah lingkungan, sudah memutuskan untuk kaya, namun selalu menemukan alasan untuk menunda hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi kaya. Sebagiannya kemudian baru tersadar ketika umur sudah senja dan tenaga makin renta. Sebagiannya yang lain tidak juga tersadar sampai akhir hayatnya.
Lakukan apa yang mesti kita lakukan hari ini, seremeh apapun itu.
Alasan #4: Ketidakberdayaan dalam Menunda Kesenangan
Alasan keempat kenapa sebagian besar orang pensiun dalam kondisi kekurangan adalah karena ketidakmampuan dalam menunda kesenangan, inability to delay gratification.
Tidak mampu mengelola godaan yang begitu besar untuk menghabiskan setiap rupiah yang dihasilkan, bahkan sebagiannya berbelanja melebihi kemampuan dengan bantuan kartu kredit dan KTA. #dooh
Enggan untuk menunda kesenangan; mengalokasikan rupiah yang dihasilkan untuk tabungan, untuk diinvestasikan, untuk mengembangkan usaha.
Orang tidak bisa menjadi kaya jika tidak bersedia menunda kesenangan dan mendisiplinkan diri. Orang tidak mungkin mencapai kemandirian finansial jika tidak berlatih dan menjadikan kemampuan budgeting sebagai sebuah kebiasaan seumur hidup.
Berlatihlah untuk menunda kesenangan; jika ingin memiliki sesuatu, biasakan untuk menabung dulu dalam beberapa waktu. Hindari sekuat tenaga untuk membeli barang konsumtif dengan hutang.
Alasan #5: Kurang Berpikir Panjang (lack of time perspective)
Alasan kelima kenapa sebagian orang tidak menjadi kaya sampai dengan akhir hayatnya adalah kurangnya kemampuan untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.
Hal ini didefinisikan sebagai perspektif waktu yang menjadi pertimbangan orang ketika merencanakan kegiatan sehari-hari dan ketika membuat keputusan penting dalam hidupnya. Seberapa jauh orang memproyeksikan masa depan ketika mereka memutuskan apa yang akan mereka lakukan atau tidak lakukan di masa sekarang.
Orang rata-rata hanya berpikir dalam perspektif hari ini atau mungkin paling jauh sampai bulan depan, kurang mengasah kemampuan bahwa apa yang kita lakukan hari ini juga akan berefek pada waktu yang panjang.
Contoh paling nyata dari hal ini adalah kebanyakan orang tidak berpikir serius untukmenyiapkan dana pendidikan anaknya dari sejak kelahirannya atau tidak pernah menyangka bahwa dana haji bisa disiapkan mulai hari ini.
Orang kaya rela berkorban dalam jangka pendek untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Agar menjadi kaya, mari hilangkan 5 alasan di atas: ubah lingkungan, putuskan secara serius untuk kaya dan berkomitmen, bersegera take action, siap menunda kesenangan dan membiasakan diri untuk berpikir dalam perspektif yang panjang.
Posted by MIKO On 06.54 No comments READ FULL POST
Eddy William Katuari - Pemimpin Perusahaan Wings



Perusahaan Wings pertama kali didirikan oleh Johannes Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto dan berawal dari industri rumahan. Kini Wings sudah menjadi perusahaan yang sangat berpengaruh di Indonesia dan bukan hanya sabun saja yang ditawarkan oleh perusahaan ini, namun juga bahan makanan, alat kebersihan, minuman, dan masih banyak yang lainnya. Eddy William Katuari merupakan pemimpin perusahaan Wings yang terbaru. Perusahaan Wings ini sudah mulai berkembang di sektor kelapa sawit, real estate, bahkan hingga ke Bank.

Eddy William Katuari adalah anak dari pendiri perusahaan Wings yaitu Johannes Ferdinand Katuari yang kini sudah semakin senja. Eddy dalam mengurus bisnisnya tersebut juga dibantu oleh anak dari Harjo Sutanto yang juga merupakan pendiri Wings Group.

Eddy William Katuari dalam membangun perusahaan yang diwariskannya ini membuahkan hasil yang cukup bagus. Wings Group berhasil menjadi perusahaan consumer di Indonesia yang hampir menyaingi perusahaan multinasional yaitu PT Unilever Indonesia. Ini merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Wings dan Eddy William Katuari dan saudaranya yang lain.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Wings ini sudah diekspor hingga ke Negara di Afrika. Produk yang paling mereka andalkan adalah produk sabun seperti So Klin, Daia, Giv, dan Nuvo yang bisa ditemukan di negara-negara Afrika dan Asia Tenggara.

Perusahaan Wings ini mungkin belum pernah mengalami kemunduran yang sangat drastis. Kebanyakan perusahaan di Indonesia mengalami kemerosotan pada tahun 1997 sampai dengan tahun 1998 dikarenakan terjadi krisis ekonomi. Penyebab dari kemunduran atau bahkan kebangkrutan perusahaan tersebut adalah dikarenakan hutang. Namun perusahaan Wings tidak memiliki hutang sehingga bisa bertahan di saat terjadi krisis ekonomi.

Keberhasilan *Eddy William* dan saudaranya dalam membangun perusahaan Wings membuat beliau menjadi bagian deretan orang kaya di Indonesia. Pada tahun 2008 yang lalu, Globe Asia memprediksikan kekayaan Eddy William Katuari mencapai 1,21 milyar dollar Amerika Serikat dan berada di urutan ke-8 orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2010 yang lalu, majalah Forbes mengumumkan daftar orang terkaya di Indonesia dan posisi Eddy William Katuari berada di posisi ke-12. Sedangkan pada tahun 2011 posisi beliau turun menjadi ke posisi 21 versi majalah Forbes.
Posted by MIKO On 00.48 No comments READ FULL POST
Pulus Tumewu - Pemilik Ramayana Sentosa


Jaringan toko yang dirintis oleh pasangan suami istri Paulus Tumewu dan Tan Lee Chuan ini pertama kali dibuka pada tahun 1978.
Toko yang pertama didirikan dengan nama Ramayana Fashion Store ini merupakan harapan pasangan asal Ujung Pandang, Sulawesi Selatan ini untuk mengadu nasib di ibukota Jakarta. Berangkat dari rencana membuka sebuah department store yang menyediakan barang-barang berkualitas namun dengan harga yang terjangkau, mereka mulai memberanikan diri untuk membuka bisnis garmen dan pakaian.
Perkembangan toko yang baru dibuka itu nyatanya menunjukkan hasil yang baik. Terbukti pada tahun 1985, mereka telah membuka toko cabang yang berada di luar Jakarta yakni di Bandung. Selain itu, mereka juga mulai mengembangkan produk-produk yang ditawarkan di toko. Pada toko cabang pertama mereka di Bandung, mereka telah memperkenalkan produk aksesoris seperti sepatu dan tas yang tak hanya terbatas pada pakaian.
Seiring dengan perkembangan toko yang semakin pesat. Bisnis toko sederhana ini pun menjelma menjadi sebuah jaringan ritel yang tumbuh secara global. Pada tahun 1989 saja, Ramayana telah memiliki lebih dari 13 gerai yang mampu mempekerjakan setidaknya 2.500 orang karyawan.
Ramayana terus melakukan berbagai inovasi menarik lainnya dengan mengembangkan konsep belanja satu atap pusat perbelanjaan. Dengan konsep ini, Ramayana semakin tumbuh dengan jaringan ritel yang terbesar di Indonesia. Saat ini perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 17.867 orang karyawan yang telah berdedikasi tinggi pada perusahaan.
Posted by MIKO On 00.34 No comments READ FULL POST

Kamis, 18 Desember 2014

logo final hasil elaborasi alternatif desain logo sebelumnya
akhirnya dipilih yang ini, sesuai arahan warna yang ditentukan client



Posted by MIKO On 08.10 No comments READ FULL POST

Senin, 15 Desember 2014





======================================================

LOGO ELABORASI
sesuai panduan client , alka hijau, shop biru, mahkota kuning/emas
varian warna pada garis bawah


===========================================================




Posted by MIKO On 22.09 No comments READ FULL POST










Posted by MIKO On 21.23 No comments READ FULL POST

Sabtu, 06 Desember 2014

Bagaimana cara menjual dengan cara berbeda??

Sebuah perusahaan membuat tes terhadap tiga calon staf penjual barunya.
Tesnya unik, yaitu: Menjual sisir di komplek Biara Shaolin!
Tentu saja, ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir.
Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.
Tapi, tidak dengαn calon kedua. Ia berhasil menjual 10 sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon ketiga?
Ia berhasil menjual 500 sisir!!!
Caranya? Ia menemui kepala biara. Ia lalu meyakinkan jika sisir ini bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut.
Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis. Sang kepala biara pun setuju.
Apa yang sering orang anggap sebagai penghambat terbesar karier mereka?
Bukankah banyak orang sering kali menyalahkan keadaan? Dan inilah yang membuat calon pertama gagal.
Sementara calon kedua, sudah berani berpikir di luar kotak. Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut.
Tapi calon ketiga bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tapi, kita bisa mengerahkan segenap kekuatan kita untuk mencari solusi.
“Segenap kekuatan” bukan hanya terbatas otot atau semangat, tapi juga pikiran, ilmu, dan kerja keras.
Pendek kata, kreatifitas otak dan upaya fisik. Itulah potensi dalam diri kita yang dapat dipergunakan…
Mulai sekarang ayo kita belajar bagaimana jadi penjual sisir yang ketiga.
Jangan terbelenggu oleh sebuah hambatan, yang penting dilakukan adalah bagaimana kita berpikir dan menemukan solusi mengatasi hambatan itu!
Posted by MIKO On 08.39 No comments READ FULL POST
Film making and photography go hand-in-hand. In film making, the art of cinematography is lost with photography. The skill to present moving images in such postcard-like material is in itself a direct descendant of the art of still-photography. If a photographer truly wants to improve his or her craft, they need to study how filmmakers and cinematographers captures moving images on the screen. Just as important is for still photographers to watch films that depict he art of photography through Hollywood’s eye and also visit the stories of celebrated photographers through documentaries.
Here are 40 notable movies about photography every photographer should watch… in no particular order.

40 Movies About Photography – 

1. One Hour Photo (2002)

A dark thriller featuring an inspired Robin Williams playing a Walmart one-hour photo clerk who ended up stalking a family whose pictures he regularly takes and develops.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

2. High Art (1998)

An independent art house film that is brooding, melancholy and beautifully shot. The film’s heroine, Radha Mitchell is a young intern at a small magazine that falls in love with a drug addicted lesbian photographer, Ally Sheedy. The two exploit each other to advance their careers.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

3. Rear Window (1954)

The main character, James Stewart, stars alongside Grace Kelly in this classic Hitchcock thriller about a wheelchair bound photographer who spies on his neighbors through the lens of his camera. In one of his voyeuristic episodes he is convinced he sees one of them commit a murder.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

4. Closer (2004)

Julia Roberts portrays a portrait photographer who gets entangled in a love triangle with the characters played by Jude Law and Clive Owen. Although the film only shows a little bit of the photography side, the film itself was wonderfully shot and gives an accurate depiction of the photography process.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

5. Pecker (1998)

A great movie with an indie feel that is heightened by the artistic genius of John Waters  behind the camera. Weirdness galore aside, Edward Furlong delivers a great performance as the small town sandwich shop employee turned over night fine art photography sensation when he is discovered by a big city art dealer who leads him  through the tongue-in-cheek  world of fine art photography scene.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

6. Blow-Up (1966)

a 60’s film with a cult following status, this film follows Thomas a fashion photographer played by David Hemmings, who discovers he accidentally captured a murder on film in the background of one of the images while he’s developing it in the darkroom.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

7. Proof (1991)

A lesser known film from the pre-Gladiator career of Russell Crowe, whose character describes to a blind photographer (Hugo Weaving in his pre-Matrix role) the photos he had taken. Sounds like cliche, but the movie was wonderfully filmed and acted.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

8. Under Fire (1983)

Three journalists in a romantic triangle are involved in political intrigue during the last days of the corrupt Somozoa regime in Nicaragua before it falls to a popular revolution in 1979. Under Fire is a  technically sound cinematic characterization of a wartime photojournalist played by  Nick Nolte.

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

9. City of God (2002)

This chilling portrayal of life growing up in the favelas and streets of Brazil shows two boys coming of age, one of them growing up to become a photographer. Not only considered as the best film about photography, it is also one of the best films to come out in recent years.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

10. Gentleman’s Relish (2001)

In this hysterically high-spirited comedy set in early 20th-century London, frustrated artist Kingdom Swann, played by Billy Connolly accepts a life-changing gift of a camera. Starting a new career in photography, he expresses his artistic aptitude in more unrestrained portraits of nudes in classical settings and thus subjects himself in the limelight of scornful notoriety!
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

11. Everlasting Moments (2008)

A Swedish film about a woman who wins a camera in a wartime raffle. The lead character, played by Maria Heiskanen, develops a fascination with photography with which she struggles. However, her love of photography and decision to keep the camera ultimately changes her life.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

12. Fur: An Imaginary Portrait of Diane Arbus (2006)

Nicole Kidman stars in this biopic about the legendary American photographer Diane “Fur” ArbusThe film shows how a lonely and shy housewife in New York set out a journey into the world of photography shooting images of people that stand outside the confines of society.
 movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

 13. The Secret Life of Walter Mitty (2013)

Ben Stiller plays Walter Mitty, a negative assets manager at Life Magazine, who ended up with an adventure of a lifetime when he sets out to find Sean O’ Connell, played by Sean Penn. after negative #25, which O’Conell describes as the “quintessence of Life”, intended to be Life Magazine’s final issue cover goes missing.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

14. Harrison’s Flowers (2000)

Andie MacDowell stars as the wife of a missing photojournalist reported lost in the Yugoslavian civil war of 1991. She teams up with two other photographers, played by Brendan Gleeson and Adrien Brody, to help her find her missing husband.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

Documentary Movies About Photography

15. Born into Brothels (2004)

Two filmmakers travels to the brothels in Calcutta and gives child prostitutes cameras to shoot their everyday lives. The result is one inspiring and heartbreaking peek into their world which also resulted into having their pictures exhibited in a NYC gallery.
 movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

16. War Photographer (2001)

An intimate look at the career of photojournalist James Nachtwey as he shoots his way into the horrors of world conflicts. Aside from the photography aspect of his job, viewers are taken inside the mind of Nachtwey as he searches in vain for the logic behind the brutality and cruelty of war.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

17. The Mexican Suitcase (2011)

In 2007, long lost and unseen photographs of Robert Capa and two other civil war photographers, David Seymour and Gerda Taro showed up mysteriously in Mexico City, filmmaker Trisha Ziff takes viewers to uncover its origin.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

18. Annie Leibovitz “Life Through A Lens” (2008)

Celebrated photographer Annie Leibovitz through the eyes of some of her well known subjects such as: Whoopi Goldberg, Kirsten Dunst, Kiera Knightly, Mick Jagger and more.movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

19. Guest of Cindy Sherman (2008)

In this documentary the shy Cindy Sherman talks about being the master of disguise as brought about by her chameleon-like style of photography role playing and deliver an intimate look at her artistic methods.
movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

20. Frames from the Edge: Helmut Newton (2009)

Blurring the lines between pornography and photography, this film follows Helmut Newton and his provocative images to his favorite shooting locations of Paris, Monte Carlo, Los Angeles and Berlin.
 movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts
And the rest, but not the least, are;

 21. Pictures from a Revolution

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

22. Aaron Siskind: An Alternate Photographic Reality 

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

23. Strand: Under the Dark Cloth

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

24. Masters of Photography – André Kertesz

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

25. An American Journey: In Robert Frank’s Footsteps

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

26. William Eggleston In the Real World

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

27. The Adventure of Photography

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

28. National Geographic – Search for the Afghan Girl

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

29. Shooting Robert King

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

30. Berenice Abbott: A View of the 20th Century

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

31. Ansel Adams – A Documentary Film

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

32. Peter Beard: Scrapbooks From Africa & Beyond

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

33. The Genius of Photography – How Photography Has Changed Our Lives

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

34. The Photographers Series: Debbie Fleming Caffery

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

35. Henri Cartier-Bresson: The Impassioned Eye

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

36. Tierney Gearon: The Mother Project

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

37. Toward the Margin of Life

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

38. American Masters – Richard Avedon: Darkness and Light

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

39. American Masters – Alfred Stieglitz: The Eloquent Eye

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts

40. Half Past Autumn – The Life and Works of Gordon Parks

movies-about-photography, photography, video, film, movies, entertainment, arts
There you go, just 40 movies about photography that can only be the beginning of what we’re sure is a pretty long list. Regardless, these photography-related films and documentaries should definitely be on the list of movies for every photographer or photography lover to should watch. If we missed anything, let us know your favorite in the comments section below.
Happy watching! Enjoy!
Posted by MIKO On 08.25 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Blogger templates

    Blogger news

    OUR GUEST

    Blogroll

  • Slide 1 Title

    Go to Blogger edit html and replace these slide 1 description with your own words. ...

  • ADVERTISING